
InSorot. Senat Brasil mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang berpotensi memangkas hukuman penjara hingga 27 tahun bagi mantan Presiden Jair Bolsonaro. Namun, langkah parlemen tersebut langsung mendapat penolakan tegas dari Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang menyatakan akan menggunakan hak vetonya.
Berdasarkan laporan AFP dan Reuters, Kamis (18/12/2025), RUU tersebut sebelumnya telah lolos di majelis pekan lalu dan kini berada di tangan Presiden Lula. Jika diberlakukan, aturan ini dapat memangkas masa hukuman Bolsonaro hingga tersisa sedikit di atas dua tahun.
Tak hanya berdampak pada Bolsonaro, RUU itu juga mengatur keringanan hukuman bagi individu yang dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam kerusuhan Januari 2023. Para senator pendukung menyebut regulasi ini sebagai upaya meredakan ketegangan politik pasca-pemilu.
“Ini bagian dari perjalanan kita menuju perdamaian, dan semua pihak seharusnya menyambutnya,” ujar Senator Esperidiao Amin, salah satu pendukung RUU tersebut.
Bolsonaro sendiri mulai menjalani hukuman penjara setelah dinyatakan bersalah atas perencanaan upaya kudeta terhadap Presiden Lula, menyusul kekalahannya dalam Pemilu 2022. Draf awal RUU ini sempat mengusulkan pengampunan bagi pelaku aksi yang dikategorikan sebagai ‘demonstrasi politik’ pasca pemilu, namun pada akhirnya tidak memberikan amnesti penuh.
Tercatat sekitar 2.000 orang ditangkap terkait penyerbuan gedung-gedung pemerintahan di Brasil. Sebagian besar dari mereka telah divonis bersalah oleh Mahkamah Agung, termasuk atas dakwaan percobaan kudeta dan sejumlah kejahatan lainnya.
Secara substansi, RUU ini mengubah mekanisme perhitungan hukuman agar tidak terjadi akumulasi pidana atas beberapa pelanggaran sekaligus. Selain itu, pengurangan hukuman hanya diberikan kepada pelaku yang terlibat dalam kerusuhan tanpa berperan sebagai pemimpin maupun penyandang dana.
Senator Flavio Bolsonaro, putra sulung Jair Bolsonaro, menyambut pengesahan RUU tersebut meski mengakui hasilnya belum sepenuhnya sesuai harapan kelompoknya.
“Ini bukan hasil ideal bagi kami, tetapi inilah kompromi yang bisa dicapai di Kongres saat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Lula tak menunggu lama untuk menyatakan sikap. Ia memastikan akan memveto RUU yang dinilai dapat melonggarkan hukuman bagi Bolsonaro.
“Begitu sampai di meja saya, saya akan memvetonya. Itu bukan rahasia,” tegas Lula.
Ia menambahkan, proses selanjutnya tetap berada di tangan parlemen. “Saya memiliki hak veto, dan Kongres memiliki hak untuk membatalkannya atau tidak. Begitulah mekanisme demokrasi bekerja,” pungkasnya.